Selasa, 17 Maret 2009

Visi Pendidikan Obama

Ditulis oleh Prof. Suyanto, Ph.D., tanggal 10-03-2009

Kemenangan Obama dalam pemilu presiden Amerika Serikat 4 November tahun lalu membawa harapan baru bagi seluruh dunia. Betapa tidak. Kini Amerika mengalami krisis ekonomi yang amat parah yang dampaknya sangat ditakuti oleh semua negara di seluruh dunia, baik bagi negara maju maupun negara berkembang, dan terlebih lebih bagi negara yang sedang dililit hutang. Harapan baru itu nampak diekspresikan oleh para pemilih Obama yang pada umumnya mereka memilih bukan karena warna kulit tetapi karena platform perubahan yang dijanjikan.

Karena begitu fenomenalnya kemenangan Obama, banyak tokoh politik mengatakan bahwa impian Martin Luther King kini mernjadi kenyataan dalam kurun waktu yang lebih pendek dari yang dipikirkan kebanyakan orang. Mengapa begitu? Karena orang kulit hitam telah bisa menjadi presidennya orang kulit putih. Bahkan faktor keturunan Obama, Ibunya kulit putih, Bapaknya kulit hitam, memiliki keunggulan tersendiri di depan para pendukung dalam negeri maupun luar negeri. Presiden terpilih itu memiliki pengalaman multikultural yang luar biasa dan kaya akan mosaik kehidupan.

Itulah sebabnya The Economist terbitan 8 November 2008 mengatakan: "America will now have a president with half-brothers in Kenya, old schoolmates in Indonesia and a view of the world that seems to be based on respect rather than confrontation". Pendek kata dengan terpilihnya Obama sebagai presiden Amerika nama Indonesia selalu disebut-sebut oleh berbagai majalah terkemuka dunia ketika mereka mengulas kehebatan Obama. Hal ini terjadi karena memang kenyataannya Obama mengawali pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat Menteng Jakarta sampai kelas tiga. Jadi Indonesia merupakan bagian penting dari masa kecil Obama, di mana pada waktu dia sekolah di Indonesia itu pada tahun 60-an banyak negara bagian selatan Amerika memiliki undang-undang yang masih mendudkung praktek segregasi dan diskriminasi hak warga negara atas dasar warna kulit.

Bagaimana dengan visi pendidikan Obama? Jika dilihat dari platform politiknya yang mementingkan kesetaraan, perdamaian, anti perang, saling menghargai, tentu Obama akan memandang pendidikan sebagai unsur penting bagi Amerika untuk menciptakan kehidupan baru dan harapan baru. Mau tidak mau itu harus dilakukan Obama karena sebenarnya pemilih berat Obama di kalangan kaum kulit putih adalah mereka para pemilih pemula alias generasi muda. Jika saja pendidikan di Amerika tidak digarap secara visioner, Obama akan segera kehilangan popularitasnya. Anak-anak muda Amerika kini membutuhkan pendidikan yang lebih baik, relevan dengan tantangan krisis ekonomi akibat macetnya kredit perumahan dalam ukuran raksasa itu. Anak-anak muda Amerika perlu kiat hidup baru untuk menghadapi kesulitan masa depan yang telah menghadang mereka. Oleh karena itu saya yakin pemerintahan Obama tidak akan dan mau tidak mau harus memiliki program pendidikan yang terarah dan terukur.

Untuk Indonesia, beberapa bulan lagi juga akan memasuki masa pemilihan umum untuk memilih para wakil rakyat di parlemen. Oleh karena itu platform pendidikan akan harus menjadi wacana dan agenda penting untuk dikampanyekan sebagaimana hal itu juga menjadi platform penting yang telah ”dijual” oleh Obama kepada para pemilih pemula. Untuk konteks Indonesia, partai manapun yang tidak memiliki program yang visioner di bidang pendidikan pasti tidak akan diikuti dan dipilih rakyat. Terlebih-lebih di era anggaran 20% dari APBN seperti saat ini, semua calon wakil rakyat harus bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam membuat program pendidikan yang visioner, bisa menumbuhkan daya saing bangsa, dan mampu membekali para siswa dengan berbagai soft knowledge maupun hard knowledge agar mereka bisa hidup dengan penuh kompetensi diri untuk bersaing di era global.

Dalam konteks kemenangan Obama, kita nantikan apa gerangan program kreatif Obama dalam bidang pendidikan. Pendahulu Obama (George Bush) telah memiliki program pendidikan yang terkenal, America 2000, dan Geogre W Bush (putera Bush Senior) juga telah memiliki program pendidikan yang tak kalah terkenalnya di mata rakyat Amerika: No Child Left Behind.

Kita tidak ragu akan kreativitas Obama untuk membangun pendidikan Amerika yang pada gilirannya dapat mempersiapkan para pemilih muda dari kulit putih untuk tetap setia mendukung Obama. Para pendukung muda kulit putih inilah yang pasti akan diperhatikan oleh Obama, karena jumlah mereka adalah mayoritas dilihat dari aspek kulit putih. Pendidikan pasti akan digarap dengan serius karena untuk menghilangkan berbagai mindset yang diskriminatif, dan rasialis yang msih ada di beberapa kelompok di Amerika, mau tidak mau harus dilakukannya melalui pendidikan. Obama tak diragukan lagi akan komitmennya di bidang pendidikan, sebagaimana dia pernah mengatakan dalam kampanyenya: "I think what people are looking right now is somebody who can bring the country together and maybe shape the kind of majority that will actually deliver on health care, that will actually deliver on a bold energy strategy, that can actually do something about serious education reform"; Ternyata somebody itu adalah dirinya sendiri, Barack Husien Obama, dan kunci harapan bagi perbaikan pendidikan di Amerika yang akan dia lakukan adalah: Education Reform. Itulah janji Obama untuk pendidikan Amerika. Indonesia telah melakukan reformasi pendidikan secara signifikan, sehingga saat ini dan mendatang persoalan kualitas dan daya saing harus menjadi prioritas utama setelah kita berhasil menangani masalah perluasan akses dan pemerataan pendidikan.


http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id

Tidak ada komentar: